Thursday, January 28, 2016

Peduli Terhadap Lingkungan (Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang Masalah
Pendidikan bertujuan untuk membangun manusia beriman dan berakhlak mulia dan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup secara harmonis, dan memiliki sikap toleran terhadap kemajemukan yang ada dalam masyarakat Indonesia, berwawasan kebangsaan yang demokrasi serta berwawasan global. Hal ini searah dengan tujuan pendidikan nasional dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 3.Akhlak mulia merupakan aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara. Pembentukan akhlak mulia dapat melalui jalur pendidikan formal non formal maupun informal. Jalur pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Pembentukan akhlak mulia identik dengan pembentukan watak atau karakter seseorang. Tanpa karakter yang baik seseorang akan sangat mudah hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma untuk memenuhi kebutuhan dirinya tanpa mempertimbangkan efek negatif  di kemudian hari bagi dirinya dan bagi masyarakat lain. Pembentukan karakter sangat diperlukan dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang aman, adil dan sejahtera. Oleh karena itu untuk membentuk karakter bangsa diperlukan perhatian dari berbagai pihak, baik oleh pemerintah, masyarakat, keluarga maupun sekolah. Begitu pentingnya karakter positif bagi seseorang sehingga pembentukan karakter harus dilakukan sedini mungkin agar terbentuk pondasi karakter yang tangguh, berbudi luhur dan berhati mulia. Pembentukan kerakter/sikap peduli lingkungan dapat diartikan membentuk kepribadian yang peka, rasa memiliki dan mencintai individu-individu lain di sekitar yang dalam proses pembentukan dipengaruhi oleh keluarga, sekolah dan masyarakat. Sekolah merupakan tempat yang strategis dalam membentuk karakter/sikap siswa sehingga siswa akan memiliki kepribadian yang mempunyai rasa peka terhadap individu-individu lain di lingkungan sekitar. Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan dasar yang siswanya berusia antara 6 – 13 tahun dan memiliki karakteristik selalu ingin tahu dan membutuhkan pembimbing yang dapat dijadikan idolanya. Sebagai guru kelas yang diidolakan siswa guru kelas harus memiliki kepribadian yang mantap atau berkarakter yang tangguh sehingga bisa menjadi teladan bagi siswanya. Salah satu karakter yang perlu dikembangkan pada anak didik adalah sikap peduli terhadap lingkungan.. Lingkungan yang dimaksudkan disini berupa lingkungan fisik yang terdiri dari cuaca, musim, sanitasi dan keadaan sekitar (lingkungan hidup).
Selain lingkungan lingkungan fisik yang terdiri dari cuaca, musim, sanitasi dan keadaan sekitar (lingkungan hidup), disini juga kita akan membahas lingkungan sosial, dimana siswa berada, diantaranya lingkungan keluarga. Disinilah peserta didik berinteraksi pertama dan paling banyak menggunakan waktunya. Setelah memesuki usia sekolah maka siswa akan beriteraksi selanjutnya di sekolah dimana gurulah yang sangat berperan pada anak-anak usia ini. Selanjutnya adat istiadat dan kebiasaan masyarakat sekitar juga dapat ikut mempengaruhi karakter peserta didik.

Saturday, January 23, 2016

Aristotle's Philosophy of Science (John Losee: A Historical Introduction to the Philosophy of Science, Fourth edition)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia mulai berfilsafat ketika manusia itu sendiri mulai menyadari keberadaannya di dunia, yang dihadapakan pada berbagai kenyataan yang tidak dapat dipahaminya. Hal ini memberikan suatu tanda tanya dalam diri manusia itu sendiri, seperti kapan kehidupan di dunia ini dimulai? Adakah yang menciptakan dunia ini? Siapakah manusia? Bagaimana manusia dapat hidup? Dan masih masih banyak lagi pertanyaan yang sederhana tetapi tidak mudah untuk dijawab.
Filsafat merupakan ajaran yang mengajarkan tentang kesadaran, kemauan, dan kemampuan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhuk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan untuk diaplikasikan dalam hidup. Dengan belajar fisafat, bertujuan menjadikan manusia sebagai manusia yang susila. Orang yang susila dipandang sebagai ahli filsafat, ahli hidup, dan orang yang bijaksana. Dalam rentang sejarah tidak sedikit manusia-manusia jenius mencoba menjelaskan persoalan-persoalan dunia seperti yang dikemukakan tadi. Pikiran mereka sering kali bertentangan, radikal, bahkan tidak masuk akal.
Pada zaman sekarang ini, banyak orang yang tidak mengenal tokoh-tokoh filosof Namun untuk tokoh filosof “Aristoteles”, telinga kita tidak asing lagi mendengar namanya. Ia adalah seorang filosof yang sangat terkenal karena tokoh filosof ini mampu menorehkan sejarah yang berharga dengan pengaruhnya yang sangat besar terhadap perkembangan pemikiran filosofis. Beliau juga terkenal sebagai Bapak “Logika”. Pemikiran filosofisnya dijadikan sebagai landasan berfikir. Pandangannya lebih realis dari pada pandangan plato, (abstrak). Hal ini disebabkan karena pendekatan yang dilakukan oleh Aristoteles adalah pendekatan Empiris. Itulah sebabnya ia begitu mementingkan penelitian dialam dan mendukung pengembangan ilmu-ilmu khusus.

CURRENT CURRICULUM ISSUES (Peter F Oliva & William R Gordon / Developing the Curriculum)



CURRENT CURRICULUM ISSUES
“Masalah Kurikulum Saat Ini”

PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan suatu jembatan dalam mencapai suatu tujuan pendidikan dalam suatu Negara. Dimensi kurikulum menurut Hasan dalam Suparlan (2011), mengemukakan bahwa kurikulum tebagi menjadi empat dimensi yaitu kurikulum sebagai idea tau gagasan, kurikulum sebagai rencana tertulis, kurikulum sebagai kegiatan, serta kurikulum sebagai evaluasi. Maknanya adalah, suatu kurikulum mencakup semua aspek yang telah dituliskan diatas yang merupakan gabungan dalam suatu prosedur dalam pelaksanaan kegiatan dari tahap awal sampai pada tahap terakhir.
Kurikulum yang baik dan tepat sasaran, merupakan kurikulum yang dapat memberikan hasil yang baik terhadap pendidikan dalam suatu Negara. Kurikulum dikatakan tidak berhasil apabila belum memberikan konstribusi yang maksimal terhadap kemajuan suatu bangsa. Pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih dianggap belum maksimal. Pembelajaran di sekolah memberikan dampak pada pendidikan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara lain, pendidikan di Indonesia masih sangat jauh. Pendidikan merupakan hal yang berkaitan dengan sistem kurikulum yang dijalankan. Kemerosotan pendidikan di Indonesia yang tertinggal dari negara lain, sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah kurikulum yang cetuskan oleh para pemerintah dan berdampak buruk kepada pendidik dan peserta didik.
Untuk memajukan kembali pendidikan di Indonesia, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui masalah-masalah yang telah dihadapi oleh kurikulum Indonesia. Setelah itu, barulah kita mampu mencari solusi untuk memecahkan masalah kurikulum di Indonesia.