CAKUPAN DAN TEKNIK PENILAIAN PEMBELAJARAN
( Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Penilaian
Pembelajaran SD )
Dosen Pengampu: Dr. H. Mubiar Agustin, M. Pd
Kelompok I
Salman
Tanjung (1503353)
Gilang
Mas Ramadhan (1503236)
Abdul
Talib T. S. Mamu (1507806)
Vina
Anggia N. Ariawan (1502942)
Errie
Subhekti Setyati (1502635)
Risma
Prasasti (1507796)
Anissa
Rosalia (1507800)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Penyempurnaan
kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu
berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada
guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang
berorientasi diskrimasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan
keberhasilan pendidikan. Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang
berkaitan dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar
siswa. Penilaian tersebut memengaruhi pendekatan, kegiatan dan sumber belajar
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
Penilaian dan
kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi yang diharapkan. Selama
ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu menggambarkan kemampuan siswa
yang beragam karena cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan kurang
bervariasi. Dikaenakan keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung
dilakukan dengan cara dan alat yang lebih menyerderhanakan tuntutan perolehan
siswa. Adapun tuntutan hasil belajar siswa yang dimaksud adalah :
1.
Mengungkapkan
pemahamannya dengan kalimat sendiri secara lisan dan tertulis.
2. Mengekspresikan
gagasan, khususnya dalam bentuk gambar, grafik, diagram atau simbol lainnya.
3. Mengembangkan
keterampilan fungsional sebagai hasil interaksi dengan lingkungan fisik, sosial,
dan budaya.
4. Menggunkan
lingkungan fisik, sosial, dan budaya sebagai media atau sumber belajar.
5. Membuat
laporan penelitian dan sinopsis, dan
6.
Mengembangkan kemampuan
berekspresi dan mengaktualisasi diri.
Sebagai upaya
mencapai hasil belajar siswa yang ideal tersebut maka proses penilaian harus
menggunakan metode dan teknik serta instrumen yang wajib diperhatikan dan dipersiapkan. Teknik
dan instrumen yang digunakan akan memberikan informasi kepada guru terhadap
keadaan dan prestasi yang dicapai peserta didik. Teknik dan istrumen penilaian
pembelajaran yang dikembangkan guru dapat berupa penilai jenis tes, nontes,
penilaian berbasis kelas, penilaian kinerja dan juga penilaian portofolio.
Berikut akan kami paparkan tehnik-tehnik penilaian yang dapat dilakukan guru
dalam mengevaluasi peserta didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan.
B.
Rumusan
masalah
Dalam penyusunan
makalah ini penulis merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1.
Apa saja ruang lingkup
penilaian hasil belajar?
2.
Apa yang dimaksud
penilaian pembelajaran?
3. Apa
saja jenis dan teknik
penilaian dalam pembelajaran?
C.
Tujuan
Berdasarkan
perumusan masalah di atas maka tujuan penyusunan makalah ini yaitu:
1.
Menjelaskan ruang
lingkup penilaian hasil belajar.
2. Menjelaskan
pengertian penilaian pembelajaran.
3.
Mendeskripsikan jenis
dan teknik penilaian dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang
Lingkup Penilaian Hasil Belajar
Hasil
belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:
(1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan
logika – matematika); (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup
kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain
kecerdasan emosional); dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang
mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan
musikal). Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap
sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian multi
kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika
yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %.
Kecerdasan
antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif
memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan
kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk
dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %.
Namun, dalam
pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan
penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain ini
terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa,
matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama
direfleksikan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan
kesenian cenderung disepelekan. Hal ini juga terjadi pada domain afektif yang
terutama direfleksikan dalam mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.
Agar
penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi
sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan,
para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana
menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian. Perubahan paradigma
pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya menuntut adanya
perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam
melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian
pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai
kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui
bentuk tes objektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik seringkali
diabaikan. Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran
tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi
mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral,
perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian
individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian
produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.
B. Penilaian
Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan istilah penilaian sudah tidak asing lagi bagi
seorang guru. Selain memberikan pengajaran dan pembelajaran seorang guru
diwajibkan melakuan penilaian bagi siswanya sebagai bagian integral dan terpadu
dalam semua rangkaian tugas pokok dan fungi seorang guru. Melalui kegiatan
penilaian seorang guru akan mengetahui sejauh mana peserta didik telah mencapai
pembelajaran yang telah dirancang. Penilaian pembelajaran
erat kaitannya dengan istilah evaluasi dan pengukuran. Banyak orang yang salah
mengartikan bahkan menyamakan ketiga istilah tersebut. Sehubungan dengan hal
tersebut, dalam suatu tulisan tentang penilaian hasil belajar, Sudrajat (2008)
mengemukakan banyak orang mencampuradukkan pengertian evaluasi, pengukuran (measurenment), dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki
pengertian yang berbeda. Berikut ini merupakan definisi dari evaluasi,
pengukuran, dan penilaian.
Evaluasi adalah kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang direncanakan telah
tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat
efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan pengambilan keputusan
nilai (value judgment). Inti dari
evaluasi adalah memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik
telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif (nilai angka). Sementara itu, penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana proses
penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik. Esensi dari
penilaian adalah dapat menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian berupa nilai kualitatif
(narasi dan deskripsi) dan nilai kuantitatif (angka).
Menurut Permendiknas (peraturan Menteri Pendidikan Nasional) No. 20 tahun
2007 tanggal 11 Juni 2007 dan Dirjen Dikdasmen 2015 tentang standar penilaian
pendidikan yang menyebutkan bahwa standar
penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Sementara
itu penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis
dan berkesinambungan untuk memeroleh data dan informasi tentang proses dan
hasil belajar peserta didik. Penilaian juga digunakan untuk mengumpulkan data
dan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga
dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses
pembelajaran.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas,
penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik,
mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar
mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh
informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan
belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan
informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta
didik dan upaya bimbingan atau perbaikan yang diperlukan keberadaan pembelajaran
atau kurikukulum itu sendiri.
Penilaian memiliki tujuan yang
sangat penting dalam pembelajaran, di antaranya untuk grading,
seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan
prediksi.
1.
Sebagai grading,
penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja
peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan
menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang
lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan
anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma
(norm-referenced assessment).
2.
Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk
memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang
tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh.
Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau
tidak di sekolah tertentu.
3.
Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
4.
Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan
kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu
remidiasi atau pengayaan.
5.
Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik
pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh
dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.
6.
Menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik.
Berdasarkan
keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi,
bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.
Sesuai dengan tujuan tersebut,
penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu
melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Dalam menilai tingkat
penguasaan kompetensi siswa, berbagai jenis
penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai,
seperti unjuk kerja/kinerja
(performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja
siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test).
Berdasarkan penjelasan tentang tujuan penilaian maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil
belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran
berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai
cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta
didik.
Penilaian
yang dilaksanakan harus memerhatikan prinsip-prinsip penilaian. Berikut ini
merupakan prinsip-prinsip penilaian berdasarkan badan standar nasional
penilaian (BSNP):
Prinsip penilaian (BNSP)
1. Sahih
yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2. Objektif
yakni penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil
yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi dan gender.
4. Terpadu
yakni penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran.
5. Terbuka
yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh
dan berkesinambungan yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai tekhnik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
7. Sistematisyakni
penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah
baku.
8. Beracuan
kriteria yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.
9. Akuntabel
yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
C. Jenis
dan Teknik Penilaian Pembelajaran
1. Jenis
Penilaian
Penilaian hasil
belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur dan
sasaran pelaksanaannya.
a. Jenis
penilaian berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur
Sebagaimana dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005
bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
1)
Ulangan
harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan
pendidik secara periodik untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah
menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih. Ulangan harian merajuk pada
indikator dari setiap kompetensi dasar. Bentuk ulangan harian selain tertulis
dapat juga dilakukan secara lisan, praktik, tugas, dan produk. Frekuensi dan
bentuk ulangan harian ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan dan
kedalaman materi. Sebagai tindak lanjut ulangan harian yang dipeorleh dari
hasil tes tertulis, pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik.
Hal ini bertujuan agar ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar
lebih dini diketahui oleh pendidik sehingga perkembangan belajar siswa segera
diketahui.
2)
Ulangan
tengah semester
Ulangan tengah
semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur capaian
kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Bentuk ulangan tengah
semester selain tertulis, dapat juga dilakukan dengan lisan, praktik, tugas,
atau produk.
3)
Ulangan
akhir semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada satu semester.
4)
Ulangan
kenaikan kelas
Ulangan kenaikan
kelas adalah kegiatan yang dilakukan pendidik di akhir semester genap untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan
ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD
pada semester tersebut.
b. Jenis
penilaian berdasarkan sasaran
Berdasarkan
sasarannya penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian
individual dan penilaian kelompok.
1)
Penilaian
individual
Penilaian
individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi
atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perle memperhatikan
nilai universal seperti disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggung jawab,
rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias, kreatif,
inisiatif, tanggap, peduli, dan lain-lain.
2)
Penilaian
kelompok
Penilaian
kelompok adalah penialaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi
atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memerhatikan nilai
universal seperti disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggung jawab,
rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias, kreatif,
inisiatif, tanggap, peduli, dan lain-lain.
2. Teknik
Penilaian
Penilaian hasil
belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua
yaitu teknik penilaian tes, nontes, dan penugasan.
a. Teknik
tes
Teknik tes
merupakan teknik menggunakan tes berupa pertanyaan yang harus dijawab,
ditanggapi, atau tugas yang dilaksanakan oleh orang yang dikenai tes. Dalam
tes, hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan peserta didik dalam
menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan
keterampilan. Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian
dengan teknik tes dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1)
Tes
tertulis
Tes tertulis
adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis baik berupa
pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan harian atau
ulangan tengah dan akhir semester maupun ulangan kenaikan kelas. Jenis tes
tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a) tes objektif,
misalnya bentuk pilihan ganda, jawaban singkat, benar salah, dan bentuk
menjodohkan; b) tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya
dapat dilakukan secara objektif) dan tes uraian nonobjektif (penskorannya sulit
dilakukan secara objektif).
(1)
Contoh
tes pilihan ganda
Tanggal 20 Mei diperingati sebagai
hari...
a.Pendidikan Nasional
b.Kebangkitan Nasional
c.Kesatuan Nasional
(2)
Contoh
tes jawaban singkat
Negara Indonesia mempunyai wilayah
lautan yang lebih luas sehingga disebut negara.....
(3)
Contoh
tes benar-salah
B-S Nama
asli Ki Hajar Dewantara ialah Suwardi Suryaningrat
(4)
Contoh
tes menjodohkan
No
|
Pernyataan
|
Jawaban
|
Pilihan Jawaban
|
1
|
Cara melindungi diri cicak
|
B
|
A. Mengubah
warna kulit
B. Memutuskan
ekor
C. Mengeluarkan
tinta
|
2
|
Cara melindungi diri cumi
|
C
|
|
3
|
Cara melindungi diri bunglon
|
A
|
(5)
Contoh
tes uraian objektif
Tuliskan isi perjanjian Roem-Royen!
(6)
Contoh
tes uraian nonobjektif
Bagaimana tanggapanmu setelah membaca
berita di atas?
2)
Tes
lisan
Tes lisan adalah
tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung
antara pendidik dengan peserta didik. Tes lisan memerlukan daftar pertanyaan
dan pedoman penskoran yang objektif.
3)
Tes
praktik/perbuatan
Tes praktik atau
perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk
unjuk kerja. Tes praktik atau perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes
simulasi, dan tes unjuk kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran
mengidentifikasi sesuatu hal berdsaarkan fenomena yang ditangkap melalui alat
indera. Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi
memperagakan suatu tindakan. Tes unjuk kerja digunakan untuk mengukur kemahiran
mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya.
Penilaian tes praktik/perbuatan
dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan unjuk kerja,
sampai dengan hasil yang dicapainya. Penilaian tes praktik/perbuatan pada
umumnya diperlukan suatu format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian
rupa agar pendidik dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat
yang disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Tes
perbuatan yang sifatnya individual menggunakan format pengamatan individual
sedangkan untuk kelompok menggunakan format yang sudah disesuaikan keperluan
pengamatan kelompok.
Contoh tes praktik/perbuatan
dapat berupa kegiatan untuk mengukur kemahiran berpidato, menari, menyanyi,
melukis, menggambar, berolahraga, bercerita, membaca puisi, membaca, menulis,
dan lain-lain.
Lembar tes praktik/perbuatan
Indikator: Kemampuan membaca berita
No
|
Nama
|
Aspek
Penilaian
|
||||
Penghayatan
|
Pelafalan dan intonasi
|
Penampilan
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rentang nilai
|
0-40
|
0-40
|
0-20
|
|
|
b. Teknik
Nontes
Teknik nontes
merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai
karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang
digunakan dibandingkan teknik tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya
kegiatan penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih
berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang
dilakukan guru pada saat menentukan kelulusan kompetensi siswa. Berikut ini
merupakan macam-macam teknik nontes dalam pembelajaran
1)
Observasi
Observasi
merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena yang bertujuan untuk
mengumpulkan data atau informasi dan mengukur faktor-faktor yang diamati
khususnya kecakapan sosial. Karakteristik observasi yaitu mempunyai tujuan,
bersifat ilmiah,terdapat aspek yang diamati, dan praktis.
2)
Wawancara
Wawancara
merupakan salah satu bentuk instrumen evaluasi jenis nontes yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya jawab baik secara langsung tanpa alat perantara
maupun secara tidak langsung. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi
untuk menjelaskan suatu kondisi tertentu, melengkapi penyelidikan ilmiah atau
untuk memengaruhi situasi orang tertentu.
3)
Skala
sikap
Skala sikap
digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya
berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan
netral. Sikap adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang atau reaksi
seseorang terhadap suatu stimulus yang datang kepada dirinya. Ada tiga komponen
sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan
seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan
perasaan dalam menanggapi objek sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan
bebruat terhadap objek. Model skala sikap yang biasa digunakan antara lain: (a)
menunjukkan frekuensi (selalu, sering, tidak pernah); (b) menunjukkan istilah
kualitatif (baik sekali, baik, kurang baik); (c) menunjukkan status atau
kedudukan (sangat tinggi, di atas rata-rata, rendah); (d) menggunakan kode
bilangan atau huruf (selalu, kadang-kadang, jarang, jarang sekali, tidak
pernah).
Contoh skala sikap
Pernyataan
sikap
|
Selalu
|
Kadang-kadang
|
Jarang
|
Jarang
sekali
|
Tidak pernah
|
Pernyataan
positif
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Pernyataan
negatif
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
4)
Skala
penilaian
Skala penilaian
mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalui pernyataan
perilaku individu pada suatu titik kontinum atau suatu kategori yang bermakna nilai.
Titik atau kategori diberi nilai rentangan mulai dari yang tertinggi sampai
yang terendah. Rentangan ini bisa dalam bentuk huruf atau angka. Sementara itu,
rentangan kategori bisa tinggi, sedang, rendah, atau baik, sedang, kurang.
Contoh skala penilaian
No
|
Pernyataan
|
Skala Nilai
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||
1
|
Merencanakan proses belajar
mengajar
|
|
|
|
|
2
|
Penguasaan kelas
|
|
|
|
|
3
|
Membangkitkan motivasi belajar
|
|
|
|
|
5)
Angket
Angket merupakan
alat untuk mengumpulkan dan mencatat data, informasi, pendapat, dan paham dalam
hubungan kausal. Angket dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Angket
berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua jenis yaitu angket berstruktur dan
angket tidak berstruktur.
Angket
berstruktur merupakan angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban.
Angket jenis ini terdiri dari tiga bentuk yaitu (a) bentuk jawaban tertutup,
angket yang menyediakan alternatif jawaban; (b) bentuk jawaban tertutup tetapi
alternatif terakhir merupakan jawaban terbuka yang dapat memberikan kesempatan
kepada responden untuk memberikan jawaban secara bebas; (c) bentuk jawaban
bergambar, yaitu angket yang memberikan alternatif jawaban berupa gambar.
Angket tidak
berstruktur merupakan angket yang memberikan jawaban secara terbuka. Angket ini
memberikan gambaran lebih tentang situasi tetapi kurang dapat dinilai secara
objektif dan tidak dapat diukur secara statistik sehingga data yang diperoleh
sifatnya umum. Sementara ditinjau dari responden yang menjawab maka angket
dibedakan menjadi dua, yaitu (a) angket langsung, diisi langsung oleh orang
yang diminta jawaban; (b) angket tidak langsung, diisi oleh orang yang bukan
dimintai keterangan tentang dirinya.
c. Teknik
Penugasan
Penilaian dengan
penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan
kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan
penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian
dengan penugasan dapat berupa tugas, proyek, produk, dan portofolio.
1)
Tugas
Tugas adalah
kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar kegiatan kelas,
misalnya tugas membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita,
mengamati suatu objek, dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa
hasil karya seperti karya puisi atau berupa laporan seperti laporan pengamatan.
2)
Proyek
Proyek adalah
suatu penugasan yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Contoh proyek
antara lain melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
percobaan fotosintesis, pengamatan perilaku hijau di sekolah, dan lain-lain.
3)
Produk
Penilaian produk
adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk dalam
waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi
proses maupun hasil akhir.
4)
Portofolio
Portofolio
merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan
oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan
perkembangan prestasi, kelebihan, dan kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi
kerja dan karya siswa lainnya.
Portofolio bukan
menggantikan sistem penilaian yang ada. Portofolio yang berisi dokumen-dokumen
selama siswa belajar dalam kurun waktu tertentu dipilih kembali untuk
dilampirkan dan dilaporkan kepada orangtua bersama rapot. Pada akhir suatu
periode misalnya akhir semester, portofolio dianalisis dan hasil analisis
berupa catatan komentar guru tentang informasi proses dan haisl belajar siswa
selama periode tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian
adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
memeroleh data dan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik.
Penilaian juga digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kekuatan
dan kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar untuk
pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran. Dalam melaksanakan
penilaian perlu memerhatikan prinsip penilaian. Prinsip-prinsip penilaian yaitu
sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, sistematis, beracuan, dan
akuntabel.
Penilaian
berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua yaitu penilaian berdasarkan cakupan
kompetensi dan penilaian berdasarkan sasarannya. Berdasarkan cakupan kompetensi
penilaian terdiri dari ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian berdasarkan sasarannya terdiri
dari penilaian individu dan penilaian kelompok.
Sementara
itu, penilaian berdasarkan tekniknya terdiri dari teknik tes, nontes, dan
penugasan. Teknik penilaian tes meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes
praktik. Tes tertulis meliputi tes pilihan ganda, jawaban singkat, benar salah,
dan menjodohkan. Sementara itu, tes praktik meliputi kegiatan praktik seperti
membaca puisi, menari, menggambar, dan lain-lain. Teknik penilaian nontes
terdiri dari observasi, wawancara, skala sikap, skala penilaian, dan angket.
Sementara itu, penugasan meliputi tugas, proyek, produk, dan portofolio.
B. Saran
Seorang
pendidik perlu memperdalam pengetahuannya tentang teknik penilaian dalam
pembelajaran. Apabila seorang pendidik sudah memahami teknik penilaian
disarankan untuk menerapkan beragam teknik penilaian dalam menilai peserta
didik. Berbagai macam teknik penilaian dapat membantu pendidik untuk
mendiagnosis kesulitan belajar maupun pencapaian kompetensi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, I.K., dan Amri, S. (2014). Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik
Integratif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional. (2007). Standar Penilaian
Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan.
Sanjaya,
W. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siregar, E., dan Hartini, N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sudjana,
N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudrajat, A (2008). Penilaian Hasil Belajar. [Online]. Diakses dari https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-hasil-belajar/.
Sutikno, S. (2004).
Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram:
NTP Press.
No comments:
Post a Comment