Sunday, October 2, 2016

CAKUPAN DAN TEKNIK PENILAIAN PEMBELAJARAN


 
CAKUPAN DAN TEKNIK PENILAIAN PEMBELAJARAN
( Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran SD )
Dosen Pengampu: Dr. H. Mubiar Agustin, M. Pd





Kelompok I

Salman Tanjung (1503353)
Gilang Mas Ramadhan (1503236)
Abdul Talib T. S. Mamu (1507806)
Vina Anggia N. Ariawan (1502942)
Errie Subhekti Setyati (1502635)
Risma Prasasti (1507796)
Anissa Rosalia (1507800)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA




BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskrimasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa.  Keseluruhan perubahan itu akan menentukan keberhasilan pendidikan. Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut memengaruhi pendekatan, kegiatan dan sumber belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.

Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu menggambarkan kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan kurang bervariasi. Dikaenakan keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung dilakukan dengan cara dan alat yang lebih menyerderhanakan tuntutan perolehan siswa. Adapun tuntutan hasil belajar siswa yang dimaksud adalah :
1.      Mengungkapkan pemahamannya dengan kalimat sendiri secara lisan dan tertulis.
2.      Mengekspresikan gagasan, khususnya dalam bentuk gambar, grafik, diagram atau simbol lainnya.
3.      Mengembangkan keterampilan fungsional sebagai hasil interaksi dengan lingkungan fisik, sosial, dan budaya.
4.      Menggunkan lingkungan fisik, sosial, dan budaya sebagai media atau sumber belajar.
5.      Membuat laporan penelitian dan sinopsis, dan
6.      Mengembangkan kemampuan berekspresi dan mengaktualisasi diri.
Sebagai upaya mencapai hasil belajar siswa yang ideal tersebut maka proses penilaian harus menggunakan metode dan teknik serta instrumen yang  wajib diperhatikan dan dipersiapkan. Teknik dan instrumen yang digunakan akan memberikan informasi kepada guru terhadap keadaan dan prestasi yang dicapai peserta didik. Teknik dan istrumen penilaian pembelajaran yang dikembangkan guru dapat berupa penilai jenis tes, nontes, penilaian berbasis kelas, penilaian kinerja dan juga penilaian portofolio. Berikut akan kami paparkan tehnik-tehnik penilaian yang dapat dilakukan guru dalam mengevaluasi peserta didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

B.  Rumusan masalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1.      Apa saja ruang lingkup penilaian hasil belajar?
2.      Apa yang dimaksud penilaian pembelajaran?
3.      Apa saja jenis dan teknik penilaian dalam pembelajaran?

C.  Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penyusunan makalah  ini yaitu:
1.      Menjelaskan ruang lingkup penilaian hasil belajar.
2.      Menjelaskan pengertian penilaian pembelajaran.
3.      Mendeskripsikan jenis dan teknik penilaian dalam pembelajaran.









BAB II
PEMBAHASAN

A.  Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika); (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional); dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal). Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %.
Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %.
Namun, dalam pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Hal ini juga terjadi pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.
Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian. Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes objektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik seringkali diabaikan. Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.

B.  Penilaian Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan istilah penilaian sudah tidak asing lagi bagi seorang guru. Selain memberikan pengajaran dan pembelajaran seorang guru diwajibkan melakuan penilaian bagi siswanya sebagai bagian integral dan terpadu dalam semua rangkaian tugas pokok dan fungi seorang guru. Melalui kegiatan penilaian seorang guru akan mengetahui sejauh mana peserta didik telah mencapai pembelajaran yang telah dirancang. Penilaian pembelajaran erat kaitannya dengan istilah evaluasi dan pengukuran. Banyak orang yang salah mengartikan bahkan menyamakan ketiga istilah tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam suatu tulisan tentang penilaian hasil belajar, Sudrajat (2008) mengemukakan banyak orang mencampuradukkan pengertian evaluasi, pengukuran (measurenment), dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Berikut ini merupakan definisi dari evaluasi, pengukuran, dan penilaian.
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan pengambilan keputusan nilai (value judgment). Inti dari evaluasi adalah memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif (nilai angka). Sementara itu, penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik. Esensi dari penilaian adalah dapat menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian berupa nilai kualitatif (narasi dan deskripsi) dan nilai kuantitatif (angka).
Menurut Permendiknas (peraturan Menteri Pendidikan Nasional) No. 20 tahun 2007 tanggal 11 Juni 2007 dan Dirjen Dikdasmen 2015 tentang standar penilaian pendidikan yang menyebutkan bahwa standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Sementara itu penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk memeroleh data dan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian juga digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan atau perbaikan yang diperlukan keberadaan pembelajaran atau kurikukulum itu sendiri.
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, di antaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
1.    Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).
2.    Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.
3.    Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
4.    Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.
5.    Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.
6.    Menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik.
Berdasarkan keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian. Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Dalam menilai tingkat penguasaan kompetensi siswa, berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Berdasarkan penjelasan tentang tujuan penilaian maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.
Penilaian yang dilaksanakan harus memerhatikan prinsip-prinsip penilaian. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip penilaian berdasarkan badan standar nasional penilaian (BSNP):

Prinsip penilaian (BNSP)
1.    Sahih yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2.    Objektif yakni penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3.    Adil yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender.
4.    Terpadu yakni penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan pembelajaran.
5.    Terbuka yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6.    Menyeluruh dan berkesinambungan yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai tekhnik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7.    Sistematisyakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8.    Beracuan kriteria yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9.    Akuntabel yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

C.  Jenis dan Teknik Penilaian Pembelajaran
1.    Jenis Penilaian
Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur dan sasaran pelaksanaannya.
a.    Jenis penilaian berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur
Sebagaimana dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
1)   Ulangan harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik secara periodik untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih. Ulangan harian merajuk pada indikator dari setiap kompetensi dasar. Bentuk ulangan harian selain tertulis dapat juga dilakukan secara lisan, praktik, tugas, dan produk. Frekuensi dan bentuk ulangan harian ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi. Sebagai tindak lanjut ulangan harian yang dipeorleh dari hasil tes tertulis, pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini bertujuan agar ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik sehingga perkembangan belajar siswa segera diketahui.
2)   Ulangan tengah semester
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur capaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Bentuk ulangan tengah semester selain tertulis, dapat juga dilakukan dengan lisan, praktik, tugas, atau produk.
3)   Ulangan akhir semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada satu semester.
4)   Ulangan kenaikan kelas
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.
b.   Jenis penilaian berdasarkan sasaran
Berdasarkan sasarannya penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual dan penilaian kelompok.
1)   Penilaian individual
Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perle memperhatikan nilai universal seperti disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggung jawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap, peduli, dan lain-lain.
2)   Penilaian kelompok
Penilaian kelompok adalah penialaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memerhatikan nilai universal seperti disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggung jawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap, peduli, dan lain-lain.

2.    Teknik Penilaian
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua yaitu teknik penilaian tes, nontes, dan penugasan.
a.    Teknik tes
Teknik tes merupakan teknik menggunakan tes berupa pertanyaan yang harus dijawab, ditanggapi, atau tugas yang dilaksanakan oleh orang yang dikenai tes. Dalam tes, hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1)   Tes tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis baik berupa pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan harian atau ulangan tengah dan akhir semester maupun ulangan kenaikan kelas. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a) tes objektif, misalnya bentuk pilihan ganda, jawaban singkat, benar salah, dan bentuk menjodohkan; b) tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat dilakukan secara objektif) dan tes uraian nonobjektif (penskorannya sulit dilakukan secara objektif).
(1)     Contoh tes pilihan ganda
Tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari...
a.Pendidikan Nasional
b.Kebangkitan Nasional
c.Kesatuan Nasional
(2)     Contoh tes jawaban singkat
Negara Indonesia mempunyai wilayah lautan yang lebih luas sehingga disebut negara.....
(3)     Contoh tes benar-salah
B-S      Nama asli Ki Hajar Dewantara ialah Suwardi Suryaningrat
(4)     Contoh tes menjodohkan
No
Pernyataan
Jawaban
Pilihan Jawaban
1
Cara melindungi diri cicak
B
A. Mengubah warna kulit
B. Memutuskan ekor
C. Mengeluarkan tinta
2
Cara melindungi diri cumi
C
3
Cara melindungi diri bunglon
A
(5)   Contoh tes uraian objektif
Tuliskan isi perjanjian Roem-Royen!
(6)   Contoh tes uraian nonobjektif
Bagaimana tanggapanmu setelah membaca berita di atas?
2)   Tes lisan
Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dengan peserta didik. Tes lisan memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman penskoran yang objektif.
3)   Tes praktik/perbuatan
Tes praktik atau perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja. Tes praktik atau perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdsaarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan. Tes unjuk kerja digunakan untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya.
Penilaian tes praktik/perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan unjuk kerja, sampai dengan hasil yang dicapainya. Penilaian tes praktik/perbuatan pada umumnya diperlukan suatu format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa agar pendidik dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Tes perbuatan yang sifatnya individual menggunakan format pengamatan individual sedangkan untuk kelompok menggunakan format yang sudah disesuaikan keperluan pengamatan kelompok.
Contoh tes praktik/perbuatan dapat berupa kegiatan untuk mengukur kemahiran berpidato, menari, menyanyi, melukis, menggambar, berolahraga, bercerita, membaca puisi, membaca, menulis, dan lain-lain.
Lembar tes praktik/perbuatan
Indikator: Kemampuan membaca berita
No
Nama
Aspek Penilaian
Penghayatan
Pelafalan dan intonasi
Penampilan
Jumlah
Rata-rata














Rentang nilai
0-40
0-40
0-20





b.   Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknik tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan kelulusan kompetensi siswa. Berikut ini merupakan macam-macam teknik nontes dalam pembelajaran
1)   Observasi
Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi dan mengukur faktor-faktor yang diamati khususnya kecakapan sosial. Karakteristik observasi yaitu mempunyai tujuan, bersifat ilmiah,terdapat aspek yang diamati, dan praktis.
2)   Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrumen evaluasi jenis nontes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab baik secara langsung tanpa alat perantara maupun secara tidak langsung. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi untuk menjelaskan suatu kondisi tertentu, melengkapi penyelidikan ilmiah atau untuk memengaruhi situasi orang tertentu.
3)   Skala sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang atau reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang datang kepada dirinya. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan bebruat terhadap objek. Model skala sikap yang biasa digunakan antara lain: (a) menunjukkan frekuensi (selalu, sering, tidak pernah); (b) menunjukkan istilah kualitatif (baik sekali, baik, kurang baik); (c) menunjukkan status atau kedudukan (sangat tinggi, di atas rata-rata, rendah); (d) menggunakan kode bilangan atau huruf (selalu, kadang-kadang, jarang, jarang sekali, tidak pernah).
Contoh skala sikap
Pernyataan sikap
Selalu
Kadang-kadang
Jarang
Jarang sekali
Tidak pernah
Pernyataan positif
5
4
3
2
1
Pernyataan negatif
1
2
3
4
5

4)   Skala penilaian
Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinum atau suatu kategori yang bermakna nilai. Titik atau kategori diberi nilai rentangan mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini bisa dalam bentuk huruf atau angka. Sementara itu, rentangan kategori bisa tinggi, sedang, rendah, atau baik, sedang, kurang.
Contoh skala penilaian
No
Pernyataan
Skala Nilai
A
B
C
D
1
Merencanakan proses belajar mengajar




2
Penguasaan kelas




3
Membangkitkan motivasi belajar





5)   Angket
Angket merupakan alat untuk mengumpulkan dan mencatat data, informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal. Angket dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Angket berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua jenis yaitu angket berstruktur dan angket tidak berstruktur.
Angket berstruktur merupakan angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Angket jenis ini terdiri dari tiga bentuk yaitu (a) bentuk jawaban tertutup, angket yang menyediakan alternatif jawaban; (b) bentuk jawaban tertutup tetapi alternatif terakhir merupakan jawaban terbuka yang dapat memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban secara bebas; (c) bentuk jawaban bergambar, yaitu angket yang memberikan alternatif jawaban berupa gambar.
Angket tidak berstruktur merupakan angket yang memberikan jawaban secara terbuka. Angket ini memberikan gambaran lebih tentang situasi tetapi kurang dapat dinilai secara objektif dan tidak dapat diukur secara statistik sehingga data yang diperoleh sifatnya umum. Sementara ditinjau dari responden yang menjawab maka angket dibedakan menjadi dua, yaitu (a) angket langsung, diisi langsung oleh orang yang diminta jawaban; (b) angket tidak langsung, diisi oleh orang yang bukan dimintai keterangan tentang dirinya.

c.    Teknik Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian dengan penugasan dapat berupa tugas, proyek, produk, dan portofolio.
1)   Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar kegiatan kelas, misalnya tugas membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita, mengamati suatu objek, dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa hasil karya seperti karya puisi atau berupa laporan seperti laporan pengamatan.
2)   Proyek
Proyek adalah suatu penugasan yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Contoh proyek antara lain melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, percobaan fotosintesis, pengamatan perilaku hijau di sekolah, dan lain-lain.



3)   Produk
Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir.
4)   Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan, dan kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya.
Portofolio bukan menggantikan sistem penilaian yang ada. Portofolio yang berisi dokumen-dokumen selama siswa belajar dalam kurun waktu tertentu dipilih kembali untuk dilampirkan dan dilaporkan kepada orangtua bersama rapot. Pada akhir suatu periode misalnya akhir semester, portofolio dianalisis dan hasil analisis berupa catatan komentar guru tentang informasi proses dan haisl belajar siswa selama periode tertentu.















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Penilaian adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk memeroleh data dan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian juga digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran. Dalam melaksanakan penilaian perlu memerhatikan prinsip penilaian. Prinsip-prinsip penilaian yaitu sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, sistematis, beracuan, dan akuntabel.
Penilaian berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua yaitu penilaian berdasarkan cakupan kompetensi dan penilaian berdasarkan sasarannya. Berdasarkan cakupan kompetensi penilaian terdiri dari ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian berdasarkan sasarannya terdiri dari penilaian individu dan penilaian kelompok.
Sementara itu, penilaian berdasarkan tekniknya terdiri dari teknik tes, nontes, dan penugasan. Teknik penilaian tes meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik. Tes tertulis meliputi tes pilihan ganda, jawaban singkat, benar salah, dan menjodohkan. Sementara itu, tes praktik meliputi kegiatan praktik seperti membaca puisi, menari, menggambar, dan lain-lain. Teknik penilaian nontes terdiri dari observasi, wawancara, skala sikap, skala penilaian, dan angket. Sementara itu, penugasan meliputi tugas, proyek, produk, dan portofolio.

B.  Saran
Seorang pendidik perlu memperdalam pengetahuannya tentang teknik penilaian dalam pembelajaran. Apabila seorang pendidik sudah memahami teknik penilaian disarankan untuk menerapkan beragam teknik penilaian dalam menilai peserta didik. Berbagai macam teknik penilaian dapat membantu pendidik untuk mendiagnosis kesulitan belajar maupun pencapaian kompetensi peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, I.K., dan Amri, S. (2014). Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Standar Penilaian Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan.

Sanjaya, W. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Siregar, E., dan Hartini, N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudrajat, A (2008). Penilaian Hasil Belajar. [Online]. Diakses dari https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-hasil-belajar/.
Sutikno, S. (2004). Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press.


No comments:

Post a Comment