Thursday, April 14, 2016

LINGKUNGAN PEMBELAJARAN Salah Satu Bab pada Buku Becoming a Teacher (Knowladge, Skills and Issues) Karangan Colin Marsh



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajng dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Pengorganisasian kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, bahkan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam arti, guru mampu menyampaikan bahan pelajaran diserap oleh para peserta didik dengan baik.
Penciptaan harapan seperti itu merupakan kajian dari Pengorganisasian kelas. Sebab Pengorganisasian kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan para peserta didik mencapai tujuan-tujuan belajarnya secara efesien atau memungkinkan peserta didik belajar dengan baik.
Di kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Lebih lanjut hasil pembelajaran ditentukan pula oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas diPengorganisasian dengan secara baik, propfesional, terus menerus dan berkelanjutan.

Pengelolaan kelas yang baik merupakan bagian terpenting dari kegiatan pembelajaran seorang guru. Berdasar Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang kompetensi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru untuk kompetensi penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, disebutkan bahwa guru harus melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan. Pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dimaksudkan tersebut merupakan bagian dari pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajaran pun akan dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Hanya sayangnya pengelolaan kelas yang baik tidak selamanya dapat dipertahankan dikarenakan kondisi ruang kelas yang tidak memberikan kenyamanan bagi siswa. Karena tanpa disadari bahwa ruang kelas memberikan pengaruh peserta didik yang luar biasa dalam kefektifan penyampaian materi.

1.2       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimanakah prinsip susunan ruangan kelas?
2.      Bagaimanakan aturan dalam mencipatakan suasana kelas yang nyaman terkait dengan luas dan lebar kelas, lokasi meja guru, susunan meja siswa, pajangan, warna di dalam kelas, suara, suhu, tempat duduk siswa, serta penerangan dalam kelas?
3.      Bagaimanakan pengaturan dalam kela terkait dengan komite sekolah, layanan belajar dan Home Schooling?


1.3       Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui bagaimanakan prinsip susunan ruangan kelas.
2        Untuk mengetahui bagaimanakah aturan dalam mencipatakan suasana kelas yang nyaman terkait dengan luas dan lebar kelas, lokasi meja guru, susunan meja siswa, pajangan, warna di dalam kelas, suara, suhu, tempat duduk siswa, serta penerangan dalam kelas.
3        Untuk mengetahui bagaimanakah pengaturan dalam kela terkait dengan komite sekolah, layanan belajar dan Home Schooling.



BAB II
LINGKUNGAN PEMBELAJARAN

Lingkungan kelas merupakan bagian yang utama dalam proses pembelajaran dan tidak ada satupun guru atau siswa yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan belajar di dalam kelas. Yaitu antara lingkungan belajar antara guru dengan siswa (Emmer., dkk, 2006). Menurut Slamet Riyanto lingkungan belajar adalah lingkungan yang diinginkan atau diharapkan agar hasil belajar yang diraih seseorang menjadi  maksimal.Blocher (dalam Rita M., dkk, 2010) menjelaskan bahwa pada esensinya lingkungan belajar ini merupakan suatu konteks fisik, sosial dan psikologis yang dalam konteks tersebut anak belajar dan memperoleh perilaku baru.
Dalam sebuah sekolah, ruangan kelas guru dan siswa mempunyai bentuk layaknya arsitektur bangunan, dimana terdapat langit-langit, posisi dan jumlah pintu serta jendela, tinggi papan tulis dan jumlah dinding. Akan tetapi, seperti yang dinyatakan oleh Bennet (1981) mengatakan:
Hal ini tidak mengindikasikan pengaruh arsitektur. Arsitektur bisa mempengaruhi perubahan lingkungan pengajaran, tetapi guru mempunyai pengaruh yang kuat dalam kurikulum dan organisasi kelas.

2.1       Pengaturan Ruang Kelas
Ruang kelas adalah prasyarat utama pengadaan sebuah sekolah, karena tanpa ruang kelas yang tetap, guru akan kesulitan dalam mengorganisasikan dan mengatur anak dalam kelompoknya. Selain itu, sebagai ruang pembelajaran, ruangan kelas memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kondisi psikologis anak dan guru, diantaranya dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dibangun oleh anak dan guru, mematikan keinginan dan motivasi anak untuk belajar sehingga akan merasa lebih cepat lelah dan bosan. (Rita M., dkk, 2010).

1.      Prinsip-Prinsip Susunan Ruangan
Ada beberapa pedoman yang dapat membantu guru dalam mengkondisikan kelas, khususnya lingkungan belajar dengan 30 siswa atau lebih, yaitu:
1.      Gunakan sebuah ruangan yang memfasilitasi guru untuk mengajar dan tidak mengganngu gaya mengajar guru. Guru dapat menghasilkan beberapa tipe pengaturan meja siswa yang memungkinkan terjainya interaksi antar sesama siswa  dalam kegiatan belajar mengajar tetapi guru tetap menjadi tokoh sentral dan siswa dipandang sebagai penerima (Tessmer dan Rickey, 1997).
2.      Memastikan bahwa tempat pembelajaran bersifat terbuka dan tidak padat, seperti sekitar pintu-pintu masuk/keluar, ruang computer, tempat baca, dan meja guru. Lingkungan belajar dibangun harus member kesempatan siswa beraktivitas dan berkreasi secara leluasa sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan dan peningkatan mutu belajar anak.
3.      Memastikan jelasnya pandangan antara siswa dengan guru. Setiap guru dihadapkan dengan masalah manajemen kelas, terutama untuk memastikan semua siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan.
4.      Sering menggunakan materi pembelajaran yang telah tersedia dan dapat dicapai oleh siswa. Jika semua peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran sudah terpenuhi dan mudah dijangkau oleh siswa, maka akan tercipta kondisi lingkungan belajar yang kondusif dan tujuan pembelajaran pun akan mudah dicapai oleh guru.

a.       Luas atau lebar lantai
Luas kelas secara normal yaitu panjang 12 meter dan lebar 8 meter. Kelas didesain untuk menampung 30 siswa. Meja guru biasanya berada di depan ruangan dan meja siswa disusun dalam 4,7 sampai 8 baris.
Ini meerupakan situasi kelas yang formal seperti pada “zona aksi” (Brophy, 1981) untuk interaksi antara guru dengan siswa yang berada di depan dan terpusat artinya siswa duduk di bagian depan kelas dan meja menghadap guru dan siswa menjadi lebih focus dan terpusat pada perhatian guru, dibandingkan dengan siswa duduk dipinggir atau dibagian belakang ruangan.



b.      Lokasi meja guru
Letak lokasi meja guru harus bermakna dan lebih fungsional. Jika digunakan sebagi tempat penyimpanan untuk bahan ajar selama persentasi, meja guru ditempatkan di depan kelas. Jika anda lebih memilih untuk melihat aktivitas siswa maka tempat yang paling cocok untuk meja guru adalah dibagian belakang ruangan.
c.       Susunan meja siswa
Dalam merancang lokasi meja siswa yang harus diingat adalah kebutuhan siswa yang meluputi:
1.      Posisi duduk didalam kelas yang mereka anggap nyaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pendapat ini berhubungan dengan guru untuk melihat dan mendengar secara jelas tanpa ada rasa tegang, selain itu untuk dapat membaca tulisan di papan tulis dengan nyaman, yang lokasinya cukup berdekatan dengan guru sehingga memastikan siswa sepenuhnya dapat berinteraksi dengan guru.
2.      Keberadaan posisi meja yang berdekatan dengan teman disekelilingnya sehingga mereka dapat menjalin hubungan yang positif satu sama lain (Woods, 1990).
3.      Akses siswa dengan sumber-sumber belajar yang ada diruangan harus diakomodasi dengan baik sesuai kebutuhannya. Kebutuhan siswa yang berkaitan dengan komponen fisik dan perilaku pada dasarnya harus dilayani dan difasilitasi agar menciptakan hubungan antara keduanya dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa siswa akan melakukan usaha sadar untuk memperhatikan guru sehingga menyebabkan mereka mampu berinteraksi secara verbal dan non verbal dengan guru. Guru telah memastikan ada beberapa siswa yang mungkin memiliki tempat duduk yang tepat di dalam kelas sehingga tingkat partisipasinya lebih maksimal dalam pembelajaran yang sedang dilakukan.
d.      Pusat belajar dan pusat bekerja
Tempat ini merupakan daerah dimana sejumlah siswa datang untuk belajar dalam kegiatan yang khusus. Daerah ini perlu ada lokasi yang tidak mengganggu keguiatan pembelajaran siswa. Pusat belajar adalah contoh daerah fungsional yang biasanya didirikan ditaman kanak-kanak dan sekolah dasar.
e.       Pajangan dan papan bulletin
Pajangan merupakan elemen pokok dalam beberapa kelas karena dapat digunakan untuk menampilkan macam-macam tema yang menarik, seperti tugas siswa, peta, poster, kebiasaan dan tata tertib kelas. Siswa sekolah dasar biasanya mempunyai bendera kelas, foto kelas, bagan ulang tahun siswa (Konza, Grainger, dan Bradshaw, 2001).
f.       Papan interaktif
Papan interaktif adalah layar computer besar yang sensitive terhadap sentuhan. Isi layar computer ini menampilkan data dengan menggunkan proyektor. Papan interkatif dapat digunakan untuk mengganti whiteboard dan OHP.

2.      Faktor fisik dan psikologi yang berada di kelas
Penelitian membuktikan bahwa hubugan antara lingkungan fisik dan siswa sudah sangat jelas (Fraser, 1981). Namun studi konklusif menjelaskan adanya kaitan yang spesifik antara faktor lingkungan fisik dan psikologis.
a.       Warna
Di dalam ruangan kelas, ada beberapa barang atau benda yang dapat dijadikan fariasi warna. Daftar barang yang ada dalam kelas dapat menambah warna untuk ruang kelas. Jumlahnya sangat banyak yang dapat menambah dampak visual di dalam kelas seperti kliping koran, pamphlet dan foto-foto. Hal ini sesuai dengan yang kemukakan oleh Konza, Grainger, dan Bradshaw (2001), bahwa beraneka ragam warna, berlomba-lomba untuk menarik perhatian siswa di kelas.
b.      Suara (yang menimbulkan kebisingan)
Kondisi di kelas merupakan lingkungan fisik yang dapat memberikan ketenangan bagi siswa ketika melakukan diskusi. Pada pembelajaran, memiliki prasyarat tingkat kebisingan, setiap orang harus bisa mendengar dengan jelas apa yang dibutuhkan untuk didengar dan tidak terganggu oleh suara-suara lain (Erikson & Wintermute, 1983). Menurut Moore (dalam Rita M., dkk, 2010) sebuah lingkungan yang bising, dimana anak tidak bisa mendapatkan ketenangan, bukan merupakan tempat yang tepat untuk perkembangan kognitif atau meningkatkan prestasi akademik mereka. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah yang terkait dengan ruang kelas yang bising adalah memiliki system amflikasi suara. Guru Asia banyak menggunakan mikrofon dikelas sesuai dengan ukuran kelas.
c.       Suhu
Dalam kasus yang ekstrim, suhu yang tinggi dapat menyebabkan rasa lesu bahkan mual. Kemudian suhu yang dingin dapat menyebabkan siswa lebih agresif dan berperilaku negatif. Jika anak merasa kurang nyaman dengan kondisi atau suhu ruangan, konsentrasi dan perhatian anak akan beralih dan tersita dengan ketidaknyamanan fisik mereka. Jika hal itu terjadi, maka pembelajaran menjadi tidak efektif. Oleh karena itu sirkulasi udara dan kondisi jendela sangat penting.
d.      Duduk
Memiliki tempat duduk yang nyaman di dalam kela sangatlah penting. Tempat duduk yang tidak nyaman dapat menyebabkan sikap negatif siswa terhadap gurunya. Berdasarkan hasil unduhan mengenai faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu jika anda sedang membaca, menulis yang membutuhkan konsentrasi, coba perhatikan apakah anda merasa lebih nyaman duduk di kursi, sofa, tempat tidur, tikar, karpet atau duduk santai dilantai? Jika salah satu cara tersebut membuat anda lebih mudah untuk berkonsentrasi untuk belajar, maka mungkin anda termasuk orang yang membutuhkan desain informal atau cara belajar tidak formal yang santai. Jika sebaliknya maka anda termasuk orang yang membutuhkan desain formal artinya akan lebih berkonsentrasi  jika dengan kursi dan meja belajar.
e.       Ukuran kelas
Murphy dan Rosenberg (1998) dan Davies, Hallam, dan Ireson (2003), berpendapat bahwa ada bukti yang meyakinkan bahwa pengurangan jumlah siswa di kelas, terutama untuk siswa kelas rendah akan memiliki efek positif pada prestasi siswa. Namun ada juga bukti sebaliknya. Rees dan Johnson (2000), menyimpulkan bahwa tidak ada bukti bahwa kelas-kelas yang jumlah siswa lebih sedikit mengakibatkan prestasi siswa yang lebih tinggi.
f.       Penerangan
Rita M., dkk, (2010) dalam bukunya yang berjudul Pengelolaan Lingkungan Belajar bahwa penerangan merupakan hal yang penting karena menyangkut besar kecil jumlah waktu yang dihabiskan anak untuk tugas-tugas visual. Jenis cahaya yang terbaik adalah yang hangat, putih, mirip dengan cahaya yang dipancarkan bola lampu atau yang mirip dengan cahaya yang dipancarkan matahari.karena lampu bola pijar adalah sumber cahaya yang terkonsentrasi. Model lampu ini dapat digunakan diruang pembelajaran.

3.      Pengaturan pembelajaran yang lain
a.       Komite Sekolah
Dryfoos menyimpulkan bahwa komite sekolah memiliki dampak positif dan mengurangi hambatan sosial untuk belajar. Partisipasi dalam komite sekolah memungkinkan siswa untuk mewujudkan nilai kecakapan hidup, mengembangkan rasa percaya diri dan lebih memahami dirinya sendiri.
b.      Layanan belajar
Layanan belajar telah menjadi prioritas penting dalam beberapa tahun terakhir, dimana siswa mengunjungi lingkungan yang lainnya dan menyediakan layanan kepedulian terhadap orang lain yang membutuhkan. Dengan adanya layanan belajar, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mereflesikan perkembangan mereka sendiri (Dinkelman, 2001). Seitsinger (2005) meneliti penggunaan layanan belajar disekolah menengah di Amerika dan menyimpulkan bahwa pengalaman memungkinkan siswa untuk mengembangkan tingkat keterampilan berpikir.
c.       Home Schooling
Sebuah pilihan yang semakin popular untuk orang tua adalah home schooling. Semua system pendidikan Negara bagian dan teritori membuat ketentuan untuk itu. Orang tua diminta untuk mengembangkan kurikulum mereka berdasarkan dokumen silabus yang relevan. Biasanya petugas pendidikan dan orang tua akan memeriksa dan mencatat kemajuan anak-anak mereka. Ada beberapa alasan mengapa orang tua mengambil pilihan ini, termasuk alasan moral, agama dan motivasi yang kuat untuk mengembangkan bakat khusus anak. Dengan perkembangan saat ini, computer membantu siswa sekolah dasar untuk melakukan pembelajaran elektronik di rumah.
           
           


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Lingkungan kelas merupakan bagian yang utama dalam proses pembelajaran dan tidak ada satupun guru atau siswa yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan belajar di dalam kelas. Yaitu antara lingkungan belajar antara guru dengan siswa (Emmer., dkk, 2006). Menurut Slamet Riyanto lingkungan belajar adalah lingkungan yang diinginkan atau diharapkan agar hasil belajar yang diraih seseorang menjadi  maksimal.Blocher (dalam Rita M., dkk, 2010) menjelaskan bahwa pada esensinya lingkungan belajar ini merupakan suatu konteks fisik, sosial dan psikologis yang dalam konteks tersebut anak belajar dan memperoleh perilaku baru.
Ruang kelas adalah prasyarat utama pengadaan sebuah sekolah, karena tanpa ruang kelas yang tetap, guru akan kesulitan dalam mengorganisasikan dan mengatur anak dalam kelompoknya. Selain itu, sebagai ruang pembelajaran, ruangan kelas memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kondisi psikologis anak dan guru, diantaranya dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dibangun oleh anak dan guru, mematikan keinginan dan motivasi anak untuk belajar sehingga akan merasa lebih cepat lelah dan bosan.

No comments:

Post a Comment